Author: Winna Yoshioka
Disclaimer: Chara di Bleach punya Om Tite Kubo, saya cuma minjem namanya doang.
Warning!!: DI LARANG COPAS, MERUBAH, MENGURANGI ATAUPUN MENAMBAH CERITA TANPA SEIZIN AUTHOR!! DAN YANG GAK KALAH PENTING, AUTHOR TIDAK MENERIMA FLAME! CAMKAN ITU!
Cast: Rukia Kuchiki, Ichigo Kurosaki, Grimmjow, Nell, Renji, Hisagi, Ikkaku, Shiba Kaien.
Summary: Rukia terus berlari dari kejaran para penagih hutang. siapakah yang akan menolongnya dalam kesulitan itu?
so, lets begin the story
>>
Di sebuah gang yang penerangannya
sangat kurang, telihat seorang gadis yang sedang berjongkok sambil menyantap
makanannya dengan sangat lahap, seperti belum makan beberapa hari. Keadaan
gadis itu agak memperihatinkan, tubuh mungilnya terlihat kurus dan baju yang ia
pakai pun terlihat agak lusuh. Tubuh gadis itu sedikit bergetar akibat angin
musim gugur yang dingin, coat yang ia
pakai tidak mengurangi rasa dingin tersebut karena banyak bagiannya yang telah
robek. Gadis itu mengumpulkan beberapa helai koran lalu menyusunnya menjadi
alas dan kemudian gadis itu merebahkan dirinya di atas koran tersebut, kemudian
memejamkan matanya. Dia benar-benar amat lelah dan membutuhkan istirahat untuk
menghadapi hari esok yang pasti tidak lebih baik dari hari ini.
.
.
Seorang pemuda yang sedang
berbaring di ranjangnya, tak henti-hentinya memutar tubuhnya untuk mengubah
posisi tidurnya –mencari posisi yang nyaman. Sudah sejak tadi ia memejamkan
matanya untuk mencoba tidur, tapi hatinya terlalu gelisah. Pikirannya terus
saja tertuju pada satu hal, Rukia. Dia tak henti-hentinya memikirkan gadis itu
sejak beberapa hari yang lalu, saat gadis itu tiba-tiba menghilang.
“Rukia, dimana kau sekarang? Apa
kau tau? Aku selalu mengkhawatirkanmu.” gumam pemuda itu lirih.
Setelah beberapa saat terdiam,
pemuda itu segera bangkit dari ranjangnya dan menyambar jaket yang tergeletak
di meja belajarnya. Dia membuka pintu kamarnya dan turun kebawah, memakai
sepatunya. Saat ia ingin membuka pintu dan keluar rumah, langkahnya terhenti
oleh sebuah suara.
“Ichigo, kau mau kemana?” tanya
sebuah suara berat khas laki-laki.
“Aku mau mencari Rukia.” jawab
pemuda itu dengan tegas.
“Tapi ini sudah larut malam,
lebih baik kau mencarinya besok.” saran laki-laki itu.
“Aku tak bisa menunggu lebih lama
lagi, aku tak bisa membiarkan dia berkeliaran sendirian di jalanan, ayah!”
teriak Ichigo dan dia langsung menerobos keluar rumah tanpa mempedulikan
ayahnya.
Ichigo terus melangkahkan kakinya
menyusuri kota
Karakura, dia benar-benar mengkhawatirkan Rukia. Dia tak bisa hanya diam
menunggu semetara gadis malang itu sedang
dikejar-kejar oleh bahaya di luar sana .
.
.
“Grim, kau kenapa sih? Dari tadi
kok hanya diam saja?” sebuah suara manja telah berhasil membuyarkan lamunan
seorang pemuda berambut biru.
“Eh. Ah tidak apa-apa. Aku hanya
sedikit pusing.” jawab pemuda itu.
“Kalau begitu kau diam saja
disini, aku mau menari dulu. Ok?” ucap gadis itu sambil tersenyum
“Baiklah Nel, terserah kau saja.”
balas pemuda itu.
Setelah mendengar jawaban dari
kekasihnya, Nel segera bergabung bersama teman-temannya yang lain, mereka mulai
menari mengiringi alunan musik yang sedang dimainkan oleh DJ. Sementara pemuda
itu –Grimmjow, matanya terus menerawang. Walaupun sedari tadi berusaha
memikirkan hal lain, tapi pikirannya terus saja terpusat pada Rukia. Ingatannya
kembali pada beberapa hari yang lalu.
Fashback on
Rukia, dia seorang bartender di
sebuah club. Grimmjow lah yang menawarinya pekerjaan itu, karena sahabatnya
–Ichigo, meminta tolong padanya agar mencarikan pekerjaan untuk Rukia.
Saat pertama kali Grimmjow
bertemu dengan Rukia, dia langsung jatuh cinta padanya. Walaupun dia tahu bahwa
Ichigo juga mencintai wanita itu dan dia sendiri sudah mempunyai kekasih, tapi
ia tak perduli dengan semua itu.
Malam itu beberapa orang terlihat
menghampiri Rukia yang sedang bekerja. Mereka menarik paksa Rukia menuju pintu
belakang dan Grimmjow diam-diam mengikutinya. Dia mendengarkan semua
pembicaraan mereka.
“Hey onna, lunasi hutangmu sekarang juga.” seru lelaki botak.
“Sudah berapa kali aku bilang,
sekarang aku tidak punya uang.” ucap Rukia.
“Kau sudah telat membayar.” lelaki
bertato 69 di wajahnya menambahkan.
“Tapi sekarang aku sedang tidak
punya uang. Kalau aku punya uang akan aku lunasi sekalian.” ucap Rukia tegas.
“Kami tidak butuh kata-kata mu,
yang kami butuh hanya uangmu, onna!”
ucap serang lelaki berambutt merah dan bertato di hampir seluruh tubuhnya.
“Sudah kubilang aku tidak
mempunyai uang!” teriak Rukia.
“Kalau kau bersikeras bilang
seperti itu, kami akan mengambil uangmu sendiri.” laki-laki berambut merah itu
mendekati Rukia dan menyeringai. Dia mendorong tubuh Rukia ke tembok, kemudian
mencengkram kedua pergelangan tangannya.
“Hey kalian berdua, cepat cari
uangnya!” perintah lelaki itu pada kedua temannya.
Saat lelaki botak dan bertato 69
itu hendak menghampiri Rukia, tiba-tiba…
Bug! Duagh!
Lelaki rambut merah itu langsung
menoleh ke sumber suara tersebut, dan mendapati kedua rekannyya sudah pingsan
di tempat.
“Siapa kau?” tanya lelaki
berambut merah itu geram.
“Temannya.” jawab seorang lelaki
berambut jingga datar.
“Ichigo?” pekik Rukia.
Ichigo langsung menghampiri
lelaki berambut merah tersebut dan mencengkram keah bajunya, lalu meninjunya
hingga ujung bibir lelaki berambut merah itu mengeluarkan sedikit darah.
“Awas kalian berdua, lihat saja
pembalasan kami nanti!” ancam lelaki itu.
Saat Ichigo hendak menghajar
lelaki itu lagi, Rukia menghentikannya.
“Ichigo, sudahlah. Lebih baik
kita segera pergi dari sini.” Rukia menarik Ichigo masuk ke dalam club.
Grimmjow yang sedari tadi hanya
mengintip, dengan cepat kembali kedalam bar. Tadinya ia juga ingin menolong
Rukia, tapi ia selalu didahului oleh Ichigo.
Grimmjow duduk di tempatnya tadi,
disana sudah ada Nel. Dia marah-marah ketika Grimmjow datang karena tadi pergi
tidak membritahunya. Grimmjow hanya dapatt meminta maaf saja pada Nel, matanya
melirik Ichigo dan Rukia yang kini sudah berada di dalam club.
“Ichigo, kau baik-baik saja?”
tanya Rukia.
“Ya, aku tak luka sedikitpun.”
jawab Ichigo lembut.
“Syukurlah. Ichigo, lebih baik
kau pulang sekarang.” ucap Rukia.
“Tidak, aku akan menunggumu
disini.” Ichigo menolak.
“Ini sudah larut, besok kau harus
berkerja. Lebih baik kau beristirahat.” Rukia meyakinkan Ichigo.
“Baiklah.” Ichigo akhirnya tak
dapat menolak permintaan temannya yang sangat ia cintai tersebut. Tak lama
Ichigo pun pamit pada Rukia.
Grimmjow yang terus memperhatikan
mereka terlihat kesal dan cemburu. Dia juga mencintai Rukia, tapi ia tak pernah
bisa melakukan apapun untuk membantu Rukia.
Nel yang sedar tadi memperhatikan
Grimmjow yang sedang melihat kearah Rukia pun juga ikut kesal. Dia tidak terima
kalau kekasihnya melirik wanita lain.
.
.
Club sudah hampir tutup, dan
Rukia sedang membereskan barang-barangnya ketika Nel menghampirinya. Rukia
menatap Nel dengan heran.
“Hei kau! Jangan pernah sekalipun
menggoda kekasih orang!” teriak Nel. Untung di dalam club sudah tidak ada
orang, jadi tidak ada yang melihat mereka.
“Apa maksudmu? Aku tak mengerti.”
tanya Rukia dengan datar.
“Jangan berpura-pura lugu, kau
menggoda Grimmjow kan ?
Dasar jalang! PLAK!” Nel menampar Rukia dengan cukup keras.
“PLAK!” Rukia pun membalas
tamparan Nel. “Kau yang jalang.” ucap Rukia dingin, sambil tersenyum mengejek.
Rukia pun segera berjalan keluar
dari club dan Nel berhasil mengejarnya ketika di depan pintu masuk club. Nel
menjambak rambut Rukia tetapi Rukia berhasil melepaskan diri dan langsung
mendorong Nel ke dinding dengan keras hingga membuat Nel meringis kesakitan.
Rukia pun berlari meninggalkan Nel yang sedang kesakitan.
Grimmjow yang melihat kejadian
itu langsung mengejar Rukia dengan mobilnya. Rukia menujuu sebuah danau yang
tak jauh dari lokasi club. Grimmjow turun dari mobilnya dan segera menghamipri
Rukia.
“Rukia!” panggil Grimmjow.
Rukia pun berhenti dan menoleh,
alisnya terangkat sebelah –heran kenapa Grimmjow bisa berada disini.
“Aku ingin bicara padamu.” seru Grimmjow
mendekat pada Rukia.
“Silakan.” ucap Rukia.
“Rukia, aku…aku-“ Grimmjow
menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, “aku bisa melunasi hutangmu.”
sambung Grimmjow.
Rukia terlihat kaget dan ia
marah, “Terima kasih, tapi aku tak memerlukan bantuanmu.” ucap Rukia dingin
lalu ia berbalik dan hendak pergi, tapi sebuah tangan melingkar dipinggangnya.
“Aku mencintaimu.” bisik Grimmjow
di telinga Rukia.
Rukia terdiam sesaat, lalu
melepaskan tangan Grimmjow yang berada di pinggangnya. Rukia tak menolehh
sedikitpun dan pergi meninggalkan Grimmjow sendirian di tepi danau.
Flashback off
“Grim, kau melamun lagi ya?”
tanya Nel sambil melambaikan tangannya di depan wajah Grimmjow.
Grimmjow pun tersadar, “Eh, tidak
kok.”
“Kala begitu ayo cepat antar aku
pulang.” rengek Nel.
“Baiklah.” dengan malas Grimmjow
pun bangkit.
“Yeay!” teriak Nel senang.
Mereka berdua pun berjalan menuju
tempat mobil Grimmjow terparkir.
.
.
Ichigo sudah lelah berlari, dia
bersandar di sebuah tiang listrik di pinggir jalan. Nafasnya
tersenggal-senggal, keringat sudah membanjiri tubuhnya. Kakinya sudah tidak
kuat untuk diajak berlari lagi karena sudah berjam-jam dia berlari mencari
Rukia, tapi yang dicari tak kunjung ditemukan.
“Kaien sialan! Kenapa kau buat
hidup Rukia jadi seperti ini!?” jerit Ichigo memecah keheningan malam itu.
Flashback on
Ichigo langsung menuju apartemen
Rukia setelah gadis itu meneleponnya dengan panik. Ichigo membuka pintu apartemen Rukia yang tak
terkunci, Ichigo melihat seluruh benda di ruangan itu diberi stiker bertanda
‘disita’. Ichigo langsung mencari Rukia dan Ichigo menemukan Rukia sedang
bersandar di sisi tempat tidurnya dan menangis.
“Rukia, ada apa? Apa yang
terjadi?” tanya Ichigo hati-hati.
Rukia tak menjawab, tangisannya
semakin terdengar semakin sendu di telinga Ichigo. Ichigo pun mendekap tubuh
mungil Rukia hingga gadis itu kini menangis di dada bidang Ichigo. Ichigo
menunggu hingga Rukia berhenti menangis dan menceritakan apa yang sebenarnya
terjadi padanya.
“Rukia?” Ichigo heran saat Rukia
tiba-tiba memberikannya sebuah kertas. Ichigo membacanya.
Untuk adikku tersayang, Rukia.
Maaf aku pergi tanpa pamit, ada urusan mendadak yang harus segera aku
selesaikan. Semua masalah disana aku serahkan padamu.
Onii-chan mu tersayang, Kaien.
Ichigo masih tak mengerti dengan
kata-kata yang tertulis di kertas itu. Ia menyernyitkan dahinya dan bertanya
apa maksud dari kata-kata Kaien.
“Rukia, aku masih tak mengerti.
Sebenarnya ada apa?”
“Saat aku bangun, Kaien-nii sudah
tidak ada, bajunya juga tak ada. Dia meninggalkan catatan ini, tadinya aku juga
tak mengerti tetapi saat mereka datang aku baru tahu kalau Kaien-nii telah
berhutang dalam jumlah yang besar pada mereka. Kaien-nii tidak pernah membayar
hutangnya jadi mereka datang dan menyegel rumah ini beserta isinya, tapi itu
semua belum cukup untuk melunasi hutang Kaien-nii.” jelas Rukia.
Setelah kejadian itu, Rukia pun
tinggal di rumah Ichigo sampai suat hari Rukia tak kunjung pulang.
Flashback off
.
.
Hari baru sudah dimulai, matahari
telah menampakan wajahnya di timur. Sudah sejak tadi Rukia telah bangun dari
tidurnya, dia kini sedang berjalan di
trotoar. Di kejauhan terlihat tiga orang yang amat dikenal oleh Rukia. Rukia
lalu menundukan kepalanya agar tak terlihat oleh mereka bertiga. Rukia berhasil
melewati mereka, karena mereka tidak memperhatikannya, tetapi ketika Rukia
sudah cukup jauh, salah satu dari mereka menyadarinya.
“Hei, itu gadis yang kita cari,
cepat kejar dia!” teriak orang yang berambut merah.
Rukia pun segera berlari sekencang
mungkin agar ia tak tertangkap. Tapi ketiga orang itu begitu gesit hingga salah
satu dari mereka, pria yang botak berhasil menangkap Rukia. Rukia pun tak mau
begitu saja di tangkap oleh para penagih hutang tersebut, jadi dia menggigit
tangan pria botak tersebut sebagai upaya meloloskan diri. Pria botak tersebut
kesakitan dan tanpa sengaja melepas pegangannya pada Rukia. Rukia pun segera
berlari kembali, walaupun keringatnya sudah bercucuran tapi ia tetap berusaha
lari secepat yang ia bisa.
Rukia berbelok di sebuah gang,
tapi gang itu jalan buntu. Kini Rukia terdesak oleh ketiga penagih hutang
tersebut. Rukia kini tak bisa lari kemana-mana lagi tapi dia tak ingin
tertangkap oleh mereka. Ketiga penagih hutang itu semakin mendekat pada Rukia.
“Sial!”
“Menyerah sajalah nona, kau sudah
tak bisa lari kemana-mana lagi.” seru pria bertato 69 sambil menyeringai penuh
kemenangan.
“Ayolah, jangan takut pada kami.”
sambung pria yang botak.
“Kami tidak akan kasar padamu,
kami hanya akan membawamu kesuatu tempat yang akan bisa melunasi semua
hutangmu.” kini giliran pria yang berambut nyentrik yang angkat bicara.
“Sampai matipun aku tak akan
pernah mau ikut dengan orang brengsek seperti kalian!”
“Kalau begitu tak ada cara lain
selain memaksamu ikut dengan kami.” seru pria rambut merah.
“Langkahi dulu mayatku!”
“Baiklah kalau itu kemauanmu.”
Ketiga pria itupun mendekat
kearah Rukia, Rukia yang tak punya pertahanan diri pun segera mengambil sebuah
botol yang tergeletak di dekatnya dan memecahkannya. Dia menggenggam ujung
botol itu dan mengarahkan bagian tajamnya pada mereka bertiga.
.
.
Disisi lain…
Ichigo kini hampir putus asa
untuk menemukan Rukia, ketika ia mendengar sebuah suara.
“Langkahi dulu mayatku!”
Ichigo meneliti suara tersebut
dan itu adalah suara Rukia. Dengan segera ichigo menuju sumber suara tersebut,
ia memasuki sebuah gang. Dalam gang tesebut Ichigo dapat melihat Rukia yang
sedang memegang sebuah botol yang tak utuh lagi, ia mengarahkan bagian tajam
dari botol tersebut pada ketiga orang di depannya.
“Rukia!” teriak Ichigo.
Semuanya menoleh kearah Ichigo,
tanpa ragu Ichigo langsung maju dan menghajar pria yang berkepala botak hingga
tersungkur di tanah. Kedua teman pria botak itupun tak tingga diam, si tato 69
menghampiri Ichigo dan hendak meninju perutnya tapi segera di tahan oleh
Ichigo. Sang rambutt merah mengambil sebuah batang kayu dan memukulnya ke
punggung Ichigo hingga jatuh.
Rukia yang sedari tadi hanya
terpaku melihat perkelahian mereka berempat akhirnya segera bertindak. Ia
memukul botol itu ke kepala pria rambut merah hingga muncul cairan berwarna
merah yang menyatu dengan warna merah rambutnya.
Rukia segera membantu Ichigo
berdiri dan segera meninggalkan ketiga penagih hutang yang tak sadarkan diri.
Rukia dan Ichigo tak sadar bahwa
sedari tadi mereka tengah di perhatikan oleh Grimmjow yang berada didalam
mobilnya.
“Seperti biasa, aku selalu datang
terlambat.” gumam pria berambut biru itu lirih.
Grimmjow membuka pintu mobilnya
dan melangkahkan kaki menuju tiga orang yang sedang tersungkur di tanah dengan
tak berdaya. Pria yang bertato 69 kini mulai mendapatkan kembali kesadarannya
dan ia heran melihat seorang lelaki tak dikenalnya tengah berdiri di
hadapannya.
“Si-siapa k-kau? Dan m-mau a-pa?”
tanya pria bertato 69 itu dengan tertatih.
“Tak usah perdulikan siapa aku.
Aku akan membayar semua hutang gadis tadi, tapi kalian jangan pernah mengganggu
gadis itu lagi atau kalian akan menerima akibatnya.” ancam Grimmjow, lalu
mengeluarkan uang dalam jumlah yang sangat besar dan melemparnya kearah pria di
depannya itu dan langsung berlalu dari hadapannya.
“Dengan begini, aku merasa
berguna bagimu, Rukia.” gumam Grimmjow lirih.
-Owari-
Mind to review??