Kamis, 26 Januari 2012

IchiRuki Fanfiction "Run Away"




Author: Winna Yoshioka

Disclaimer: Chara di Bleach punya Om Tite Kubo, saya cuma minjem namanya doang.

Warning!!: DI LARANG COPAS, MERUBAH, MENGURANGI ATAUPUN MENAMBAH CERITA TANPA SEIZIN AUTHOR!! DAN YANG GAK KALAH PENTING, AUTHOR TIDAK MENERIMA FLAME! CAMKAN ITU!

Cast: Rukia Kuchiki, Ichigo Kurosaki, Grimmjow, Nell, Renji, Hisagi, Ikkaku, Shiba Kaien.

Summary: Rukia terus berlari dari kejaran para penagih hutang. siapakah yang akan menolongnya dalam kesulitan itu?

so, lets begin the story

>>

Di sebuah gang yang penerangannya sangat kurang, telihat seorang gadis yang sedang berjongkok sambil menyantap makanannya dengan sangat lahap, seperti belum makan beberapa hari. Keadaan gadis itu agak memperihatinkan, tubuh mungilnya terlihat kurus dan baju yang ia pakai pun terlihat agak lusuh. Tubuh gadis itu sedikit bergetar akibat angin musim gugur yang dingin, coat yang ia pakai tidak mengurangi rasa dingin tersebut karena banyak bagiannya yang telah robek. Gadis itu mengumpulkan beberapa helai koran lalu menyusunnya menjadi alas dan kemudian gadis itu merebahkan dirinya di atas koran tersebut, kemudian memejamkan matanya. Dia benar-benar amat lelah dan membutuhkan istirahat untuk menghadapi hari esok yang pasti tidak lebih baik dari hari ini.
.
.

Seorang pemuda yang sedang berbaring di ranjangnya, tak henti-hentinya memutar tubuhnya untuk mengubah posisi tidurnya –mencari posisi yang nyaman. Sudah sejak tadi ia memejamkan matanya untuk mencoba tidur, tapi hatinya terlalu gelisah. Pikirannya terus saja tertuju pada satu hal, Rukia. Dia tak henti-hentinya memikirkan gadis itu sejak beberapa hari yang lalu, saat gadis itu tiba-tiba menghilang.

“Rukia, dimana kau sekarang? Apa kau tau? Aku selalu mengkhawatirkanmu.” gumam pemuda itu lirih.

Setelah beberapa saat terdiam, pemuda itu segera bangkit dari ranjangnya dan menyambar jaket yang tergeletak di meja belajarnya. Dia membuka pintu kamarnya dan turun kebawah, memakai sepatunya. Saat ia ingin membuka pintu dan keluar rumah, langkahnya terhenti oleh sebuah suara.

“Ichigo, kau mau kemana?” tanya sebuah suara berat khas laki-laki.

“Aku mau mencari Rukia.” jawab pemuda itu dengan tegas.

“Tapi ini sudah larut malam, lebih baik kau mencarinya besok.” saran laki-laki itu.

“Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi, aku tak bisa membiarkan dia berkeliaran sendirian di jalanan, ayah!” teriak Ichigo dan dia langsung menerobos keluar rumah tanpa mempedulikan ayahnya.

Ichigo terus melangkahkan kakinya menyusuri kota Karakura, dia benar-benar mengkhawatirkan Rukia. Dia tak bisa hanya diam menunggu semetara gadis malang itu sedang dikejar-kejar oleh bahaya di luar sana.

.
.

“Grim, kau kenapa sih? Dari tadi kok hanya diam saja?” sebuah suara manja telah berhasil membuyarkan lamunan seorang pemuda berambut biru.

“Eh. Ah tidak apa-apa. Aku hanya sedikit pusing.” jawab pemuda itu.

“Kalau begitu kau diam saja disini, aku mau menari dulu. Ok?” ucap gadis itu sambil tersenyum

“Baiklah Nel, terserah kau saja.” balas pemuda itu.

Setelah mendengar jawaban dari kekasihnya, Nel segera bergabung bersama teman-temannya yang lain, mereka mulai menari mengiringi alunan musik yang sedang dimainkan oleh DJ. Sementara pemuda itu –Grimmjow, matanya terus menerawang. Walaupun sedari tadi berusaha memikirkan hal lain, tapi pikirannya terus saja terpusat pada Rukia. Ingatannya kembali pada beberapa hari yang lalu.

Fashback on

Rukia, dia seorang bartender di sebuah club. Grimmjow lah yang menawarinya pekerjaan itu, karena sahabatnya –Ichigo, meminta tolong padanya agar mencarikan pekerjaan untuk Rukia.

Saat pertama kali Grimmjow bertemu dengan Rukia, dia langsung jatuh cinta padanya. Walaupun dia tahu bahwa Ichigo juga mencintai wanita itu dan dia sendiri sudah mempunyai kekasih, tapi ia tak perduli dengan semua itu.

Malam itu beberapa orang terlihat menghampiri Rukia yang sedang bekerja. Mereka menarik paksa Rukia menuju pintu belakang dan Grimmjow diam-diam mengikutinya. Dia mendengarkan semua pembicaraan mereka.

“Hey onna, lunasi hutangmu sekarang juga.” seru lelaki botak.

“Sudah berapa kali aku bilang, sekarang aku tidak punya uang.” ucap Rukia.

“Kau sudah telat membayar.” lelaki bertato 69 di wajahnya menambahkan.

“Tapi sekarang aku sedang tidak punya uang. Kalau aku punya uang akan aku lunasi sekalian.” ucap Rukia tegas.

“Kami tidak butuh kata-kata mu, yang kami butuh hanya uangmu, onna!” ucap serang lelaki berambutt merah dan bertato di hampir seluruh tubuhnya.

“Sudah kubilang aku tidak mempunyai uang!” teriak Rukia.

“Kalau kau bersikeras bilang seperti itu, kami akan mengambil uangmu sendiri.” laki-laki berambut merah itu mendekati Rukia dan menyeringai. Dia mendorong tubuh Rukia ke tembok, kemudian mencengkram kedua pergelangan tangannya.

“Hey kalian berdua, cepat cari uangnya!” perintah lelaki itu pada kedua temannya.

Saat lelaki botak dan bertato 69 itu hendak menghampiri Rukia, tiba-tiba…

Bug! Duagh!

Lelaki rambut merah itu langsung menoleh ke sumber suara tersebut, dan mendapati kedua rekannyya sudah pingsan di tempat.

“Siapa kau?” tanya lelaki berambut merah itu geram.

“Temannya.” jawab seorang lelaki berambut jingga datar.

“Ichigo?” pekik Rukia.

Ichigo langsung menghampiri lelaki berambut merah tersebut dan mencengkram keah bajunya, lalu meninjunya hingga ujung bibir lelaki berambut merah itu mengeluarkan sedikit darah.

“Awas kalian berdua, lihat saja pembalasan kami nanti!” ancam lelaki itu.

Saat Ichigo hendak menghajar lelaki itu lagi, Rukia menghentikannya.

“Ichigo, sudahlah. Lebih baik kita segera pergi dari sini.” Rukia menarik Ichigo masuk ke dalam club.

Grimmjow yang sedari tadi hanya mengintip, dengan cepat kembali kedalam bar. Tadinya ia juga ingin menolong Rukia, tapi ia selalu didahului oleh Ichigo.

Grimmjow duduk di tempatnya tadi, disana sudah ada Nel. Dia marah-marah ketika Grimmjow datang karena tadi pergi tidak membritahunya. Grimmjow hanya dapatt meminta maaf saja pada Nel, matanya melirik Ichigo dan Rukia yang kini sudah berada di dalam club.

“Ichigo, kau baik-baik saja?” tanya Rukia.

“Ya, aku tak luka sedikitpun.” jawab Ichigo lembut.

“Syukurlah. Ichigo, lebih baik kau pulang sekarang.” ucap Rukia.

“Tidak, aku akan menunggumu disini.” Ichigo menolak.

“Ini sudah larut, besok kau harus berkerja. Lebih baik kau beristirahat.” Rukia meyakinkan Ichigo.

“Baiklah.” Ichigo akhirnya tak dapat menolak permintaan temannya yang sangat ia cintai tersebut. Tak lama Ichigo pun pamit pada Rukia.

Grimmjow yang terus memperhatikan mereka terlihat kesal dan cemburu. Dia juga mencintai Rukia, tapi ia tak pernah bisa melakukan apapun untuk membantu Rukia.

Nel yang sedar tadi memperhatikan Grimmjow yang sedang melihat kearah Rukia pun juga ikut kesal. Dia tidak terima kalau kekasihnya melirik wanita lain.

.
.

Club sudah hampir tutup, dan Rukia sedang membereskan barang-barangnya ketika Nel menghampirinya. Rukia menatap Nel dengan heran.

“Hei kau! Jangan pernah sekalipun menggoda kekasih orang!” teriak Nel. Untung di dalam club sudah tidak ada orang, jadi tidak ada yang melihat mereka.

“Apa maksudmu? Aku tak mengerti.” tanya Rukia dengan datar.

“Jangan berpura-pura lugu, kau menggoda Grimmjow kan? Dasar jalang! PLAK!” Nel menampar Rukia dengan cukup keras.

“PLAK!” Rukia pun membalas tamparan Nel. “Kau yang jalang.” ucap Rukia dingin, sambil tersenyum mengejek.

Rukia pun segera berjalan keluar dari club dan Nel berhasil mengejarnya ketika di depan pintu masuk club. Nel menjambak rambut Rukia tetapi Rukia berhasil melepaskan diri dan langsung mendorong Nel ke dinding dengan keras hingga membuat Nel meringis kesakitan. Rukia pun berlari meninggalkan Nel yang sedang kesakitan.

Grimmjow yang melihat kejadian itu langsung mengejar Rukia dengan mobilnya. Rukia menujuu sebuah danau yang tak jauh dari lokasi club. Grimmjow turun dari mobilnya dan segera menghamipri Rukia.

“Rukia!” panggil Grimmjow.

Rukia pun berhenti dan menoleh, alisnya terangkat sebelah –heran kenapa Grimmjow bisa berada disini.

“Aku ingin bicara padamu.” seru Grimmjow mendekat pada Rukia.

“Silakan.” ucap Rukia.

“Rukia, aku…aku-“ Grimmjow menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, “aku bisa melunasi hutangmu.” sambung Grimmjow.

Rukia terlihat kaget dan ia marah, “Terima kasih, tapi aku tak memerlukan bantuanmu.” ucap Rukia dingin lalu ia berbalik dan hendak pergi, tapi sebuah tangan melingkar dipinggangnya.

“Aku mencintaimu.” bisik Grimmjow di telinga Rukia.

Rukia terdiam sesaat, lalu melepaskan tangan Grimmjow yang berada di pinggangnya. Rukia tak menolehh sedikitpun dan pergi meninggalkan Grimmjow sendirian di tepi danau.

Flashback off

“Grim, kau melamun lagi ya?” tanya Nel sambil melambaikan tangannya di depan wajah Grimmjow.

Grimmjow pun tersadar, “Eh, tidak kok.”

“Kala begitu ayo cepat antar aku pulang.” rengek Nel.

“Baiklah.” dengan malas Grimmjow pun bangkit.

“Yeay!” teriak Nel senang.

Mereka berdua pun berjalan menuju tempat mobil Grimmjow terparkir.

.
.

Ichigo sudah lelah berlari, dia bersandar di sebuah tiang listrik di pinggir jalan. Nafasnya tersenggal-senggal, keringat sudah membanjiri tubuhnya. Kakinya sudah tidak kuat untuk diajak berlari lagi karena sudah berjam-jam dia berlari mencari Rukia, tapi yang dicari tak kunjung ditemukan.

“Kaien sialan! Kenapa kau buat hidup Rukia jadi seperti ini!?” jerit Ichigo memecah keheningan malam itu.

Flashback on

Ichigo langsung menuju apartemen Rukia setelah gadis itu meneleponnya dengan panik.  Ichigo membuka pintu apartemen Rukia yang tak terkunci, Ichigo melihat seluruh benda di ruangan itu diberi stiker bertanda ‘disita’. Ichigo langsung mencari Rukia dan Ichigo menemukan Rukia sedang bersandar di sisi tempat tidurnya dan menangis.

“Rukia, ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Ichigo hati-hati.

Rukia tak menjawab, tangisannya semakin terdengar semakin sendu di telinga Ichigo. Ichigo pun mendekap tubuh mungil Rukia hingga gadis itu kini menangis di dada bidang Ichigo. Ichigo menunggu hingga Rukia berhenti menangis dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padanya.

“Rukia?” Ichigo heran saat Rukia tiba-tiba memberikannya sebuah kertas. Ichigo membacanya.

Untuk adikku tersayang, Rukia.

Maaf aku pergi tanpa pamit, ada urusan mendadak yang harus segera aku selesaikan. Semua masalah disana aku serahkan padamu.

Onii-chan mu tersayang, Kaien.

Ichigo masih tak mengerti dengan kata-kata yang tertulis di kertas itu. Ia menyernyitkan dahinya dan bertanya apa maksud dari kata-kata Kaien.

“Rukia, aku masih tak mengerti. Sebenarnya ada apa?”

“Saat aku bangun, Kaien-nii sudah tidak ada, bajunya juga tak ada. Dia meninggalkan catatan ini, tadinya aku juga tak mengerti tetapi saat mereka datang aku baru tahu kalau Kaien-nii telah berhutang dalam jumlah yang besar pada mereka. Kaien-nii tidak pernah membayar hutangnya jadi mereka datang dan menyegel rumah ini beserta isinya, tapi itu semua belum cukup untuk melunasi hutang Kaien-nii.” jelas Rukia.

Setelah kejadian itu, Rukia pun tinggal di rumah Ichigo sampai suat hari Rukia tak kunjung pulang.

Flashback off

.
.

Hari baru sudah dimulai, matahari telah menampakan wajahnya di timur. Sudah sejak tadi Rukia telah bangun dari tidurnya, dia kini sedang berjalan  di trotoar. Di kejauhan terlihat tiga orang yang amat dikenal oleh Rukia. Rukia lalu menundukan kepalanya agar tak terlihat oleh mereka bertiga. Rukia berhasil melewati mereka, karena mereka tidak memperhatikannya, tetapi ketika Rukia sudah cukup jauh, salah satu dari mereka menyadarinya.

“Hei, itu gadis yang kita cari, cepat kejar dia!” teriak orang yang berambut merah.

Rukia pun segera berlari sekencang mungkin agar ia tak tertangkap. Tapi ketiga orang itu begitu gesit hingga salah satu dari mereka, pria yang botak berhasil menangkap Rukia. Rukia pun tak mau begitu saja di tangkap oleh para penagih hutang tersebut, jadi dia menggigit tangan pria botak tersebut sebagai upaya meloloskan diri. Pria botak tersebut kesakitan dan tanpa sengaja melepas pegangannya pada Rukia. Rukia pun segera berlari kembali, walaupun keringatnya sudah bercucuran tapi ia tetap berusaha lari secepat yang ia bisa.

Rukia berbelok di sebuah gang, tapi gang itu jalan buntu. Kini Rukia terdesak oleh ketiga penagih hutang tersebut. Rukia kini tak bisa lari kemana-mana lagi tapi dia tak ingin tertangkap oleh mereka. Ketiga penagih hutang itu semakin mendekat pada Rukia.

“Sial!”

“Menyerah sajalah nona, kau sudah tak bisa lari kemana-mana lagi.” seru pria bertato 69 sambil menyeringai penuh kemenangan.

“Ayolah, jangan takut pada kami.” sambung pria yang botak.

“Kami tidak akan kasar padamu, kami hanya akan membawamu kesuatu tempat yang akan bisa melunasi semua hutangmu.” kini giliran pria yang berambut nyentrik yang angkat bicara.

“Sampai matipun aku tak akan pernah mau ikut dengan orang brengsek seperti kalian!”

“Kalau begitu tak ada cara lain selain memaksamu ikut dengan kami.” seru pria rambut merah.

“Langkahi dulu mayatku!”

“Baiklah kalau itu kemauanmu.”

Ketiga pria itupun mendekat kearah Rukia, Rukia yang tak punya pertahanan diri pun segera mengambil sebuah botol yang tergeletak di dekatnya dan memecahkannya. Dia menggenggam ujung botol itu dan mengarahkan bagian tajamnya pada mereka bertiga.

.
.

Disisi lain…

Ichigo kini hampir putus asa untuk menemukan Rukia, ketika ia mendengar sebuah suara.

“Langkahi dulu mayatku!”

Ichigo meneliti suara tersebut dan itu adalah suara Rukia. Dengan segera ichigo menuju sumber suara tersebut, ia memasuki sebuah gang. Dalam gang tesebut Ichigo dapat melihat Rukia yang sedang memegang sebuah botol yang tak utuh lagi, ia mengarahkan bagian tajam dari botol tersebut pada ketiga orang di depannya.

“Rukia!” teriak Ichigo.

Semuanya menoleh kearah Ichigo, tanpa ragu Ichigo langsung maju dan menghajar pria yang berkepala botak hingga tersungkur di tanah. Kedua teman pria botak itupun tak tingga diam, si tato 69 menghampiri Ichigo dan hendak meninju perutnya tapi segera di tahan oleh Ichigo. Sang rambutt merah mengambil sebuah batang kayu dan memukulnya ke punggung Ichigo hingga jatuh.

Rukia yang sedari tadi hanya terpaku melihat perkelahian mereka berempat akhirnya segera bertindak. Ia memukul botol itu ke kepala pria rambut merah hingga muncul cairan berwarna merah yang menyatu dengan warna merah rambutnya.

Rukia segera membantu Ichigo berdiri dan segera meninggalkan ketiga penagih hutang yang tak sadarkan diri.

Rukia dan Ichigo tak sadar bahwa sedari tadi mereka tengah di perhatikan oleh Grimmjow yang berada didalam mobilnya.

“Seperti biasa, aku selalu datang terlambat.” gumam pria berambut biru itu lirih.

Grimmjow membuka pintu mobilnya dan melangkahkan kaki menuju tiga orang yang sedang tersungkur di tanah dengan tak berdaya. Pria yang bertato 69 kini mulai mendapatkan kembali kesadarannya dan ia heran melihat seorang lelaki tak dikenalnya tengah berdiri di hadapannya.

“Si-siapa k-kau? Dan m-mau a-pa?” tanya pria bertato 69 itu dengan tertatih.

“Tak usah perdulikan siapa aku. Aku akan membayar semua hutang gadis tadi, tapi kalian jangan pernah mengganggu gadis itu lagi atau kalian akan menerima akibatnya.” ancam Grimmjow, lalu mengeluarkan uang dalam jumlah yang sangat besar dan melemparnya kearah pria di depannya itu dan langsung berlalu dari hadapannya.

“Dengan begini, aku merasa berguna bagimu, Rukia.” gumam Grimmjow lirih.

-Owari-

Mind to review??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar