Cinta Tak Sampai
By Winna Cesa
WARNING!!
DILARANG
MEMPLAGIAT,MENG-CO-PAS DAN MEMPUBLISH CERITA INI TANPA SEPENGETAHUAN AUTHOR
UNTUK MENGHARGAI KERJA KERAS AUTOR DALAM MENUANGKAN IDENYA DI CERITA INI.
THANKS J
.
Cinta adalah keabadian
Dan kenangan adalah
hal terindah yang pernah dimiliki
.
‘Aku
tidak percaya dengan yang semua ia katakana, itu tak mungkin terjadi. Bagaimana
mungkin Raffa yang baik dan pengertian melakukan hal semacam itu?’ pikiran Hana
terus saja menolak apa yang barusan dikatakan oleh kekasihnya―Raffael. Semakin
banyak ia berfikir, pandangannya semakin berkabut. Akhirnya dengan susah payah
agar tidak menjatuhkan air matanya, ia berkata. “Jadi yang selama ini kau
lakukan hanya demi taruhan.”
Tak
ada respon sama sekali dari Raffael, hanya terlihat rahanggya yang mengeras
dengan pandangan dingin tak berekspresi, menandakan bahwa semua yang ia
katakana benar adanya, bukan hanya sekedar lelucon yang sering ia lontarkan
pada Hana.
“Haha.
Ternyata itu memang benar.” Hana tertawa hambar, menertawakan kebodohannya
selama ini yang begitu mudahnya menelan ucapan laki-laki di depannya.
Tiba-tiba
air matanya menitik satu-persatu dan semakin derang mengalir di wajah putih
pucatnya. Tanpa belas kasihan Raffael meninggalkan Hana begitu saja tanpa
sepatah kata pun.
Merasa
marah dan dikhianati, Hana tak bisa membendung tangisannya dan terjongkok untuk
menangis terisak. Menangisi semua kebodohannya untuk jatuh cinta pada laki-laki
brengsek seperti Raffael, dan Hana menangis hingga tidak ada air mata yang
keluar lagi dari mata indahnya.
((foreverlove))
Seminggu
pertama semenjak dirinya putus dengan Raffael, Hana terus menangis dan
terus-menerus mengutuk nama Raffael.
Bagaimana
mungkin pemuda itu membuatnya berpaling dari tokoh kekasih idamannya di dunia
dua dimensi dan membuatnya mencintai laki-laki itu. Tidak seperti
kejadian-kejadian sebelumnya, ketika seseorang mendekati Hana, pasti dia tidak
perduli pada siapa pun orang itu, termasuk Alfin―ketua tim basket, yang digilai
siswi seantero sekolah. Dan Hana
berjanji mulai saat ini dia tidak akan berurusan lagi dengan semua laki-laki
dari dunia tiga dimensi, karena mereka hanya bisa membuat sakit hati, terutama
Raffael.
Saat
para sahabatnya tahu berita bahwa ia telah berpisah dengan Raffael dan
menanyakan bahwa gossip Raffael yang memutuskannya, membuat mereka sangat marah
dan ingin mendatangi laki-laki itu dan menghajarnya. Tapi Hana melarang mereka
karena akan berakibat fatal jika pihak sekolah tahu, jadi ia meminta para
sahabatnya untuk tetap diam, walaupun Hana tahu bahwa mereka tidak rela dengan
keputusan yang dibuat oleh Hana.
((foreverlove))
Hari
demi hari berlalu berganti menjadi minggu dan bulan. Walaupun mati-matian Hana
mencoba untuk melupakan Raffael, tampaknya hal tersebut berujung sia-sia.
Setiap mendapat kesempatan untuk melamun hal yang dipikirkan hanyalah Raffael,
cinta dan penghianatan.
Rasanya
sangat sulit ketika mencintai seseorang bersamaan dengan kita membencinya.
Rasanya begitu sesak hingga sulit bernafas.
Hampir
setiap hari berpapasan dengan Raffael di tangga ataupun kantin juga tidak
membantu. Itu hanya membuat Hana ingin meminta penjelasan dari laki-laki itu.
Tapi setiap kali mereka berpapasan dan ketika Hana ingin memanggilnya, Raffael
bahkan tidak menoleh kearahnya dan seolah-olah Hana tidak pernah eksis di
sekolah ini. Hal ini membuat Hana menjadi semakin sedih.
Di
saat sedih itu, munculah Davi. Walaupun mereka satu kelas, tapi Hana tidak
pernah akrab dengan laki-laki itu. Dan Davi menghapus jarak tersebut dengan
insiden penyitaan komik. Disitulah Hana mulai bicara pada Davi dan ternyata
mereka punya hobi sama―membaca komik, mendengarkan J-POP dan segala hal berbau
anime. Mereka menjadi akrab dan Hana sering tertawa dengan tingkah konyol Davi.
((foreverlove))
Dua
tahun berlalu, tapi luka yang ditorehkan Raffael masih membekas dihati Hana,
begitupula dengan kasih sayang yang telah diberikan laki-laki itu. Semuanya
masih segar dalam ingatan Hana.
Tak
dipungkiri oleh Hana, dia masih mencintai Raffael, cinta pertamanya. Dalan
komik yang sering dibacanya, cinta pertama adalah suatu hal yang sangat manis.
Hana setuju dengan itu, tapi ia juga berfikir cinta pertama terasa pahit. Ingin
sekali ia mempunyai kisah cinta seperti di komik Shoujo yang setia ia baca, tapi itu sama sekali tidak mungkin. Di
dunia ini tidak ada hal yang berjalan semulus cerita fiksi.
Dalam
hari-hari terakhir masuk sekolah, membuat Hana selalu memperhatikan gerak-gerik
Raffael. Sepengetahuan Hana, sejak putus darinya, Raffael tidak pernah pacaran
dengan orang lain. Tapi, walaupun begitu, banyak sekali siswi yang menempel
padanya dan itu membuat Hana sedih.
Seperti
hari ini, diam-diam Hana melihat Raffael bermain basket dengan siswa lain dan
banyak siswi yang menyemangati raffael dan meneriaki namanya dengan histeris.
Hana hanya memutar matanya―bosan, tipikal fansgirl. Batinnya.
Saat
itulah mata Hana bertemu mata Raffael, tapi sedetik kemudian Raffael
memalingkan wajahnya, seolah tak melihat dirinya. Perasaan teriris dihatinya
kembali muncul dan ia tak menunggu sampai siswa berhenti bermain untuk pulang.
Hana
berjalan dengan perlahan menuju gerbang sekolah, tak peduli bahwa langit sore
menjadi mendung. Hana melihat ke langit ketika merasakan rintik hujan
menghantam wajahnya. Dengan sama perlahannya, dia mengeluarkan payung dari tas
selempangnya dan memakainya, hujan menjadi deras. Dan walaupun Hana sudah
memakai payung, tapi wajahnya tetap basah―dia menangis.
((foreverlove))
Hari
terakhir masuk sekolah, merupakan hari terakhir kesempatan memperbaiki hubungan
yang rusak dengan Raffael. Walaupun Hana tidak punya harapan muluk bahwa
Raffael akan kembali padanya, tapi ia berharap bahwa ia dan Raffael setidaknya
bisa berteman. Dan hari ini Hana memutuskan untuk berbicara empat mata dengan
Raffael.
Saat
para sahabatnya mengajak Hana untuk merayakan kelulusan, Hana menyuruh
sahabatnya untuk pergi duluan dan ia akan menyusul. Ia berniat akan menunggu
Raffael di depan gerbang sekolah.
Cukup
lama Hana menunggu hingga membuatnya bosan, kemudia ia melihat Raffael menuju
gerbang. Senyum di wajah Hana mengembang, tapi secara tiba-tiba Davi muncul
dihadapannya, membuatnya terhalangi untuk melihat Raffael. Akhirnya dengan
berat hati Hana bicara dengan Davi.
Secara
tak terduga, Davi menyatakan cintanya pada Hana. Tentu saja Hana terkejut,
pasalnya ia sudah menganggap Davi sebagai saudaranya, dan rasa sayang yang ia
rasakan hanyalah sayang terhadap saudara. Jadi dengan berat hati Hana menolak
Davi, tapi Davi menerimanya dengan lapang dada karena ia tahu bahwa Hana masih
memiliki perasaan pada Raffael. Davi bilang bahwa jika ia tidak mengutarakan
perasaannya ia akan menyesal seumur hidup dan Hana menghormati itu. Ia memeluk
Davi dan berjanji bahwa hubungan mereka tidak akan pernah berubah, karena
mereka saudara.
Setelah
itu Davi pergi dan Hana melanjutkan menunggu Raffael, tapi Raffael menghilang
dan tak pernah muncul. Sekali lagi, Hana menelan kekecewaan karena Raffael.
Kata-kata Davi terngiang di kepala Hana, ia pasti akan menyesali terus kejadian
hari ini karena kesempatan terakhirnya hilang. Tapi mungkin itu memang jalan
yang ditakdirkan oleh Tuhan. Jadi dengan kecewa Hana meninggalkan gerbang
sekolah bersamaan dengan pupusnya kesempatan memperbaiki hubungan yang telah
lama rusak. Tapi, ia akan terus mengingat kenangan akan cintanya disekolah ini,
bersama Raffael―cinta yang terasa manis sekaligus pahit baginya, selamanya.
‘The End’
(19/03/2013)
(00.52 A.M)
Tiada hari tanpa menggalau, itulah saya, jadi cerita yang dibuat pun ikut menggalau. Bagian akhir cerita ini diambil dari pengalaman seseorang (tebaksiapa) dan cerita ini dibuat untuk mengenang seseorang yang pernah singgah dihati (halahlebay) dengan inisial 'I' dan untuk seseorang yang setia menemani dengan inisial 'Y'. Hope you like it :-)